MANUFACTURING HOPE II

Dari dulu, aku ingin sekali menulis kisahku, demi berbagi mutiara yang jarang orang mendapatkannya. Kisah yang penuh makna, tawa, rindu, haru, semuanya terbungkus dalam kehidupanku bagai es campur yang rasanya beragam. Aku ingin menjadi A. Fuadi, Habiburrahman+ JK Rowling yang dengan tangannya merubah dunia, mencipta imajinasi, jadikan kenyataan, mimpi indah diraih. Dengan pena yang dapat meluluhkan hati pembaca, mengubah mindset, meluruskan pengertian, menyelaraskan berbagai polemik, merukunkan umat beragama.

Memang tak mudah menjadi penulis, ketekunan dan kesadaran akan pentingnya menulis yang perlu dimiliki. Tak mudah tekun, dan tak mudah juga sadar. Karena orang sadar akan action, terus action walau targetnya tercapai dia akan terus action menambah wawasan dan pengetahuan. Segelintir saja, penulis produktif, setiap hari dia meluangkan waktunya untuk mendiskripsikan cerita menariknya, curhat, berdiare, mencatat sejarah. Sebenarnya setiap yang kita alami itu syarat makna dan hikmah. Tergantung bagaimana pintar-pintar kita menebak dan menelusuri apa hikmah di balik itu, nilai positif yang didapat.

Segelintir saja orang sukses, banyaknya orang ingin enaknya saja. Tanpa atau sedikit action menjadikannya orang setengah hati. Setengah niat menjadi orang kaya dan akhirnya tak kesampaian. Jika ingin kaya tirulah sikap dia dan dia yang kaya. Pantaskan diri.

Dimulai dari manufacturing hope I, aku sudah mulai berfikir bahwa menuliskan cerita setiap harinya adalah hal menarik, dan jika lama vakum tak datang seakan tertidur. Namun sekarang aku ingin membangunkannya, bangun dari tidur lelap. Membangunkan siapa saja yang tak sadar karena tidur tertidur. Mari bangun lagi, bangunkan semangat menulismu. Tak terpikirkan jika KCB mengangkat nama penulisnya, Laskar Pelangi mengharumkan nama pengarangnya, Hary Poter memberi wangi pada Rowling, tidak hanya itu siapa saja yang menjadi peran saat difilmkan menjadi sumber pemberdayaan manusia yang dijadikan pengembangan kualitas intelektual.

Sebenarnya aku menulis begini, hanya iseng saja, tak ada kerjaan atau banyak pikiran menumpuk, itu lah dan inilah. Sampai aku  bingung mana yang harus aku pilih. Waktu sudah malam, kalau tidur telat, ngaji nanti ngantuk.

Pasti, setiap hari manusia memiliki pengalamannya baik mengenai wawasan pengetahuan, atau informasi. Bingung dah, namun dengan manajemen waktu pasti bisa bagaimana mementingkan waktu.

Sebentar rehat, aku langsung dipertanyakan sekretaris BEM, Zainullah, “kapan mulai prokernya ?” padahal Kamis malam lalu sudah dilaunching mana realisasinya. Sebenarnya aku tersentak seakan bangun dari pingsan, kenapa aku baru sadar dan mana actionnya. Jangan banyak menunda khawatirnya nanti menumpuk. Sudahlah kerja, kerja dan kerja. Timeline dibuat, enaknya gimana. Warisan pelajaran kehidupan di BEM lalu kau tradisikan. Ayolah langsung action saja. Organisasi ini bukan main-main.

Memang kamu anak kecil, minim pengalaman, dan dikatakan belum baligh. Namun dengan kekecilanmu tunjukan kemampuanmu, tunjukan bahwa kamu pantas dipilih. Dan satu kali lagi, tunjukan integritasmu. Bahwa kamu berwibawa. Sebenarnya aku terlalu banyak kordinasi dengan presiden dan mengabaikan sekretaris sehingga ia belum mampu mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Dia selalu mempertanyakan dan seharusnya ia tahu akibatnya. Itulah fungsi mengobrol. Ngobrol santai dengan siapapun termasuk sekretaris.

Emosional akan berpengaruh jika ketua atau wakil sering diluar. Jujur saja, aku pasti setiap minggu keluar. Emosional anggota melihat ketuanya jarang terlihat dengan anggota yang akrab dengan ketua pasti akan berbeda. Cepat bergerak dan bergerak.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »