TENTANG MEDIA PESANTREN, BELAJARLAH KEPADA GONTOR


Sekian lama memperhatikan beberapa media pesantren di Yutub, sepertinya channel Gontor TV patut menjadi rujukan tentang bagaimana manajemen media pesantren yang baik dan berkualitas. Lihat saja channel Yutubnya gontor tv dengan jumlah 800-an video dan 8000-an pelanggan Yutub. Banyak beragam tema yang ditampilkan seperti musik, seminar, dan tentunya yang paling populer yakni video panggung gembira. Sepertinya khitobah kubro Amtsilati juga sedikit banyak meniru panggung gembira gontor.

Meskipun bukan berlatar pesantren gontor, namun kekaguman terhadap gontor begitu nyata. Apalagi menuju peringatan hari lahir ke-90 gontor yang akan diadakan tahun ini

 seperti tidak boleh terlewatkan. Pesantren dengan kurikulum mandiri ini terus menampilkan dirinya sebagai pesantren unggul dalam segala aspek. Hal itu bisa terlihat dari disiplin tinggi, kurikulum, jaringan alumni, wakaf umat, dan tentunya karakter bahasa asing yang begitu kuat dari pesantren ini.

Tentu, media pesantren Amtsilati – saya lihat – terus berkembang. Dari kegiatan pesantren, sudah banyak yang diliput dan didokumentasikan. Ada situs blog santri Illiyin, channel Yutub Illiyin, buletin Illiyin, pembuatan film Amtsilati, dan banyak lagi. Ada yang saya heran mengenai film pertama yang dirilis Darussalam Studio Amtsilati, ternyata skenario, editing dan produksi video dibuat oleh Mas Irham tentu dibantu dengan santri-santri sebagai pemain film.

Melihat konten Media Yutub Gontor Tv, seakan terlihat independen dan professional. Dari sisi penulisan skenario cerita, editing video, proses produksi dan hasil akhir terlihat sempurna. Ambil saja contoh film aksi ‘Hadid’. Film “The Raid” ala pesantren ini menampilkan karakter silat Indonesia yang begitu khas dibungkus dengan cuplikan kegalauan santri yang merasa lemah, kemudian dimotivasi temannya untuk menjadi mukmin yang kuat. Tentu, bagian pertarungan pencak silat yang sangat seru ditonton dari film pendek ini.

Tidak hanya konten-konten hiburan, gontor tv juga mengisi konten-kontennya dengan banyak video yang bersifat edukatif. Semisal, serial belajar kaligrafi, makroekonomi islam (serial belajar ekonomi), tutorial blender 3D, dan serial belajar komputer. Banyak sekali tema yang bisa dikembangkan lagi oleh media pesantren lain dengan kreasi yang berbeda.

Betul sekali bahwa media pesantren tidak hanya channel Yutub yang berisi ratusan video namun disini kami ingin menampilkan bahwa gontor sudah dalam puncak pengelolaan media pesantren yang professional dan berkualitas. Majalah, bulletin, buku, radio tentu sudah dikelola lebih jauh oleh pesantren gontor.

Di satu sisi, pesantren lain yang perlu dijadikan rujukan dalam pengelolaan media pesantren juga adalah Pesantren Salaf Sidogiri. Apalagi Sidogiri telah banyak menerbitkan buku-buku keislamaan dan kepesantrenan yang layak diperhitungkan nilai kontennya. Sampai-sampai santri Sidogiri sudah masuk pada kelas menganalisis sampai mengkritik pemikiran beberapa intelektual Islam seperti Quraish Shihab dan Agus Mustofa.

Saya cukup mengerti bahwa dua pesantren yang saya sebutkan itu sudah berumur puluhan tahun dan terlihat begitu maju dalam pengelolaan media. Amtsilati – santri maupun alumni – perlu sedikit banyak belajar dari kedua pesantren itu. Mengadakan pelatihan, workshop, studi banding perlu digalakkan. Tidak hanya menjaga wibawa dan kualitas pesantren Amtsilati, namun juga perlu dipikirkan pengembangan sumber daya tim media Pesantren Amtsilati sehingga bisa terus berkembang lebih pesat dan berkelas. Saya yakin banyak sekali sumber daya yang mumpuni di Amtsilati, tinggal visi, misi, dan pengelolaannya saja.

Tulisan ini hanya pengamatan sekilas utak-atik dari beragam media online, chanel Yutub, dan obrolan ngalor-ngidul dengan beberapa teman belum sampai observasi mendalam dengan objek media yang diceritakan. Mungkin masih banyak juga pesantren lain yang sudah maju dalam pengelolaan medianya, namun kembali lagi pada keterbatasan kami dalam menulis artikel singkat ini. Semoga saja, ini menjadi diskusi awal tentang media pesantren, pengenalan dan manajemennya. Suatu saat nanti, saya berharap diberi kesempatan untuk meneliti dan melihat secara langsung proses pengelolaan media pesantren yang berkualitas dan professional itu. Semoga.

Oleh : Sabiq Al-Aulia Zulfa, pemerhati pesantren Nusantara.

Foto : Film "4 Semprul Mencari Surga" yang diproduksi Darrusalam Studio ini terinspirasi dari 3 Semprul Mengejar Surga. Film Perdana Amtsilati yang mengguncang Darul Falah ini sukses ditonton ribuan santri Amtsilati. Salah satu pemeran utama sekaligus produsernya, Maz Irham, menjadi santri pertama yang menginisiasi film Amtsilati. Maz Irham menjadi salah satu santri potensial dan menjadi pelopor Media Pesantren Amtsilati untuk terus dikembangkan.

Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »